Sebelum kita berbicara tentang "lebih manjur mana obat atau suplemen", Apakah anda sudah mengetahui perbedaan obat dan suplemen. Kalo belum tahu semoga informasi singkat berikut ini dapat berguna.
Obat
- Terbuat dari bahan kimia
- Ada efek samping terhadap tubuh
- Reaksi obat terhadap tubuh cukup cepat
- Jumlah ditetapkan, tidak boleh melebihinya
- Tidak dapat dikonsumsi dengan obat lain
- Jika sering dikonsumsi, unsur obat akan terkumpul & kemungkinan besar akan berubah menjadi racun
- Sifat penyembuhan sementara
- Hanya bisa mengobati penyakit tertentu



Suplemen (makanan kesehatan)
- Dibuat dari bahan alami.
- Tanpa efek samping
- Reaksi terhadap tubuh lambat, jadi perlu kesinambungan
- Jumlah tertentu dan boleh dikonsumsi berlebihan
- Dapat dikonsumsi bersama makanan lain
- Lebih sering mengkonsumsi maka badan menjadi lebih sehat
- Sifat penyembuhan bertahap fleksibel
- Untuk mengobati berbagai macam penyakit

Apakah anda masih bingung? Biar lebih jelas contoh berikut bisa membantu. Panyakit diabetes misalnya. Obat akan dengan cepat menormalkan kadar gula dalam darah. Sementara suplemen biasanya berfungsi untuk memperbaiki fungsi organ pankreas dalam tubuh kita. Contoh yang lain, bila kita merasa pusing atau sakit kepala. Biasanya kita minum obat sakit kepala. Padahal sakit kepala itu bisa saja disebabkan karena kolesterol tinggi. Jadi suplemen biasanya mengatasi dengan cara mereduksi/mengikis kolesterol dalam tubuh kita (pembuluh darah).
Dari contoh di atas, anda pasti udah dapat menyimpulkan pertanyaan mengenai lebih manjur mana obat atau suplemen ?
Kemudian ada pertanyaan lagi saat sakit apa yang mestinya kita butuhkan? Obat atau suplemen?
Untuk menjawab pertanyaan ini, lutenaobatherbal coba baca analogi berikut ini :
“Di jalan, banyak perempatan/simpang yang biasanya ada rambu lalulintasnya (lampu merahnya). Jika lampu merah berfungsi normal, para pemakai jalan juga mengerti dan menaati peraturan lalu lintas, maka arus lalu lintas di perempatan itu akan berjalan dengan lancar dan tertib. Tapi bila para pemakai jalan sudah tidak taat pada rambu-rambu lalu lintas di mana mereka seenaknya berhenti di perempatan maka biasanya akan terjadi kemacetan. Terlebih bila lampu merahnya rusak atau tidak berfungsi, maka seringnya yang terjadi adalah kemacetan total.
Nah apabila lampu merah kita analogikan dengan organ tubuh kita (misal jantung, penkreas, atau ginjal), lalu para pengguna jalan kita analogikan dengan darah kita /metabolisme. Lalu bila sudah semrawut seperti di atas, apa/siapa yang kita butuhkan? Tentunya kita butuh polisi atau petugas pengatur lalu lintas bukan? tapi bukan hanya itu, kita butuh petugas yang bisa memperbaiki lampu merahnya. Nah polisi/petugas pengatur lalu lintas itulah yang kita analogikan dengan OBAT-OBATAN dari apotek, sementara petugas yg memperbaiki lampu merah adalah analogi dari SUPLEMEN-nya.
Jadi dua-duanya kita butuhkan kehadirannya, tapi sebaiknya OBAT hanya dikonsumsi sementara, sedangkan untuk penyembuhan / perbaikan organ yang sakit, kita membuntuhkan SUPLEMEN.
sumber : kesehatan kompasiana